• LAINYA

QURANIKA-DINAMIKA–Di tanah air, nama Sayyid Qutb sudah tidak asing lagi di kalangan mufasir dan peneliti tafsir juga di lingkungan pergerakan sosio-politik yang berorientasi keislaman. Namanya nyaris identik dengan tafsirnya yang terkenal itu, Fī Dzilāl Al-Qur’ān (Dalam Bayangan Alquran). Namun, belakangan ini, bangkit arus kecemasan tingkat tinggi dari ulama terkemuka Al-Azhar, Kairo, terhadap pemikiran Qutb yang, di antaranya, terkonsepkan dalam tafsir tersebut. Dalam bahasa kantor berita internasional aljazeera berbahasa Arab dua pekan lalu (30/06/2018), kecemasan itu dinyatakan sebagai “perang”.

Sikap keras ini bukan yang pertama kalinya dinyatakan terbuka oleh Sauqi Abdulkarim Allam. Tahun lalu, April 2017, seperti dilansir al-khalij al-jadid, mufti agung Mesir ini melalui Lembaga Fatwa (Dār al-Iftā’) telah menyebut buku tafsir Fī Dzilāl Al-Qur’ān sebagai asal-usul gelombang baru dari pemikiran takfiri dan gerakan Negara Islam. Pada hematnya, tafsir yang telah diterjemahkan juga ke dalam Bahasa Indonesia ini merupakan titik temu dan ruh yang mengalirkan semangat dalam nadi gerakan-gerakan takfiri sekarang.

Baca juga: QS. Al-Anbiya’ [21]: Ayat 105; Masa Depan Dunia Dan Pelaku Sejarah Masyarakat
Baca juga: QS. Al Imran [3]: Ayat 169; Jihad Dan Syahid, Dua Ajaran Unik Dan Istimewa

 

Bagaimana selengkapnya, berikut laporan versi aljazeera:

Mufti Mesir, Syauqi Allam, menyerukan pelarangan atas pemikiran dari seorang penggagas [gerakan] Ikhwanul Muslimin, Mendiang Sayyid Qutb. Akibatnya, Universitas Al-Azhar baru-baru ini membatalkan disertasi doktoral dari Pascasarjana Fakultas Pendidikan yang berjudul Al-Mar’ah fī Kitāb Fī Dzilāl Al-Qur’ān (Perempuan dalam Kitab “Dalam Bayangan Alquran”), karya Sayyid Qutb.

Allam mengkritik konseptor Ikhwanul Muslimin dan menuduhnya bertanggung jawab atas penyebaran “tren kekerasan, pengkafiran dan radikalisme” di dunia Islam.

Baca Juga :  Cina Publikasikan Salinan Tertua Tulisan Tangan Alquran; Bukti 800 Tahun Islam di Negeri Tirai Bambu

Dia menyerukan untuk membatalkan sidang [pengujian] atas pemikiran atau pandangan apa pun dari Qutb di strata dan lingkup penelitian apa pun, baik di tingkat S2 maupun S3, ataupun dalam rangka promosi gelar ilmiah.

“Sangat memalukan betapa para sarjana di Universitas Al-Azhar mempelajari apa saja dari pemikiran atau karya Qutb untuk meraih gelar doktor dan gelar master,” ungkap Allam di sela-sela partisipasinya dalam sidang disertasi doktoral di Fakultas Studi Islam dan Arab di Universitas Al-Azhar.

Baca juga: QS. Al Imran [3]: 118; Seni Rahasia Dalam Politik Dan Hukum-Hukum Musuh
Baca juga: Antara Abu Bakar Dan Siti Fatimah; Perdebatan Pertama Yang Dimenangkan Perempuan Terkait Alquran
Baca juga: Tafsir Lengkap Surah Al-Ikhlas: Gradasi Dan Konsekuensi Filosofis Serta Sosial-Politik Memurnikan Asas Tauhid

Syauqi Allam, yang dikenal sebagai mufti paling sering mengafirmasi vonis hukuman mati politis dalam sejarah Mesir, menilai forum diskusi pemikiran Sayyid Qutb di tingkat perguruan tinggi sebagai guratan corengan di dahi Al-Azhar.

Dia mendesak pihak universitas agar melarang kajian dan penelitian semacam itu secara permanen, serta membatalkan persetujuan yang sudah diberikan sebelumnya untuk tesis dan disertasi yang berfokus pada kerangka studi tersebut.

Seruan Mufti ini dalam melarang penelitian atas karya dan warisan ilmiah Sayyid Qutb telah menyulut kekecewaan di antara para dosen dan mahasiswa universitas. Tak pelak, seorang profesor di Fakultas Ushuluddin sampai-sampai menuduh Allam telah manipulasi kewenangan.

Kronologi Pembatalan Sidang Promosi
Terkait isu ini, pihak administrasi Universitas Al-Azhar telah mengambil langkah pembatalan atas disertasi doktoral Pascasarjana Fakultas Pendidikan yang berjudul Al-Mar’ah fī Kitāb Fī Dzilāl al-Qur’ān (Perempuan dalam Kitab “Dalam Bayangan Alquran”).

Baca Juga :  Ada Quran Village di Jombang Serba Inggris, Intip apa saja Aktivitasnya

Baca juga: QS. Al Imran [3]: 118; Seni Rahasia Dalam Politik Dan Hukum-Hukum Musuh
Baca juga: Mufassir Perempuan (2): Banu Mujtahidah Isfahani Dari Persia
Baca juga: Mufassir Perempuan (1): Bintu Syathi Dari Mesir

Pembatalan ini berlaku efektif meskipun telah diperoleh persetujuan sebelumnya atas disertasi itu tujuh tahun lalu dari Dewan Departemen dan Fakultas Pendidikan juga dari Majelis Universitas Al-Azhar. Mahasiswi promovendus sendiri telah merampungkan hasil penelitiannya. Ia juga telah memohon persetujuan untuk menentukan tanggal sidang hingga nama-nama dosen penguji telah ditentukan untuk sidang disertasinya.

Pembatalan itu datang menyusul eskalasi kampanye anti Sayyid Qutb di internal Universitas Al-Azhar dalam atmosfer permusuhan terhadap gerakan-gerakan islamis dan tokoh-tokohnya serta terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan Ikhwanul Muslimin yang bermuara pada Qutb.

Sementara disertasi yang dibatalkan terfokus pada bagaimana karya tafsir Sayyid Qutb itu menangani teks-teks (ayat) keperempuanan dalam kitab suci Alquran, dan bagaimana karya itu mengupas hak-hak perempuan dan pemberdayaannya dalam rangka menangani dan melawan arus kampanye hitam atas sikap Islam terhadap perempuan.

Mahasiswi yang bersangkutan mencoba, dengan berbagai upaya, meyakinkan Departemen Studi Islam di Fakultas Pendidikan dan pihak administrasi Studi Pascasarjana Universitas bahwa dalam disertasinya tidak ada komitmen atau dimensi politik apa pun, dan secara khusus berusaha memperjelas sejauh mana kerja ilmiah yang begitu keras ia curahkan selama tujuh tahun.

Namun, pihak administrasi Universitas menolak tegas bahwa disertasi itu tidak akan disidangkan, tidak akan disetujui, juga tidak akan diakui oleh Universitas dalam kondisi apa pun.

Baca juga: QS. Al-Baqarah [2]: 42; Cara Membuat Hoax
Baca juga: QS. Al-Qashash [28]: 56; Iman, Takdir Allah di Tangan Manusia
Baca juga: QS. Al ‘Imran [3]: 139, Tidak Unggul, Maka tidak Beriman
Baca juga: Terbitkan Hasil Riset Al-Quran 800 Halaman, Profesor Jerman Kritik Tajam Budaya Barat
Baca juga: QS. Al Imran [3]: 118; Seni Rahasia Dalam Politik Dan Hukum-Hukum Musuh

Baca Juga :  Tokoh-tokoh Perintis Penerjemahan Alquran, dari Tanah Arab hingga Eropa

Menghadapi sikap keras pihak administrasi Universitas Al-Azhar, Kantor Pascasarjana Fakultas melayangkan ancaman memperkarakan pembatalan di Pengadilan Administratif untuk mendesak Universitas agar menyetujui sidang disertasi dan menentukan dewan sidang pengujian.

Namun, tampaknya ada pihak-pihak tertentu yang berpengaruh kuat mengintervensi medan krisis dan melancarkan berbagai tekanan atas ayah dari mahasiswi dengan ancaman konsekuensi-konsekuensi buruk jika anak perempuannya tetap melanjutkan proses gugatan yang telah diajukan ke pengadilan, sekaligus mengiming-iminginya dengan janji kemudahan memperoleh gelar doktor jika ia memilih subjek penelitian baru dan menjanjikannya akan memperoleh posisi dosen.

Sayyid Qutb merupakan tokoh pemikir Islamis dan sastrawan dan penulis karya. Ia masuk jajaran pemikir Islam yang paling penting dalam era modern, inspirator terbesar gerakan-gerakan islamis modern. Qutb senior era awal Ikhwanul Muslimin di Mesir. Ia terlibat dalam perlawanan intelektual dan politik sampai dieksekusi rezim Gamal Abdonasser pada 1966. Puluhan buku dan ratusan artikel telah ia tinggalkan. Karya terbesarnya adalah Fī Dzilāl al-Qur’ān (Dalam Bayangan Alquran), sebuah tafsir dengan orientasi baru.

Share Page

Close