• LAINYA

TAFSIR-QURAN.COM–Jauh sebelumnya sudah diuraikan ketokohan Ibn Jarir al-Thabari, atau dikenal juga dengan al-Thabari saja, sebagai mufasir generasi pelopor dari Persia. Jangan lupa, ia juga masuk dalam generasi pelopor penulisan sejarah Islam. Buku sejarahnya berjilid-jilid, lebih dikenal dengan namanya sendiri, Tarikh al-Thabari. Hal yang sama juga berlaku pada tafsirnya, lebih dikenal dengan nama Tafsir Al-Thabari, padahal judul aslinya Jāmi’ al-Bayān fi Ta’wīl al-Qur’ān (Penghimpun Uraian dalam Takwil Alquran).

Baca juga: Ibnu Jarir Al-Thabari: Mufasir Generasi Pelopor Dari Persia
Baca juga: Imam Jalaluddin Al-Suyuthi; Mufasir Konsisten Di Atas Penguasa
Baca juga: Mufassir Perempuan (2): Banu Mujtahidah Isfahani Dari Persia

Banyak yang menyanjung tafsirnya sebagai tafsir terlengkap dan teragung selain karena ukurannya berjilid-jilid mencapai 26 jilid tebal. Akhir-akhir ini, tidak sedikit pula penelitian tentang tafsir ini, di antaranya dari Amal Abdurrahman asal Mesir yang mengungkap sekian banyak riwayat dan kisah israiliyyat dalam tafsir al-Thabari.

Betapa pun catatan kritis itu, tafsir al-Thabari tetap berharga sebagai salah satu referensi utama. Banyak rekomendasi yang dilayangkan kalangan mufasir. Imam al-Suyuthi, misalnya, dalam al-Itqan mengatakan, “Jika Anda bertanya, kitab tafsir mana yang dapat dijadikan sebagai rujukan?, saya jawab, tafsir Ibnu Jarir al-Thabari, dimana para imam bersepakat belum ada kitab tafsir yang menyerupainya.”

Kini, tafsir ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bagi peneliti yang memerlukan naskah asli Arabnya dengan dua editor yang berbeda, bisa mengunduh di link-link di bawah ini:

Link-01
Link-02
Link-03
Link-04
Link-05
Link-06

Share Page

Close