• LAINYA

Pengajaran Plato di Palestina a(Teaching Plato in Palestine) merupakan eskpedisi intelektual, bagian dari desakan rasional untuk mengintegrasikan filsafat ke dalam kehidupan pribadi dan publik.

Dengan perangkat filosofis, Carlos Fraenkel mengundang pembaca dalam tur keliling dunia saat ia bertemu dengan mahasiswa di universitas-universitas Palestina dan Indonesia, Yahudi Hasid di New York, remaja dari lingkungan miskin di Brasil, dan keturunan pejuang Iroquois di Kanada.

Mereka beralih ke Plato dan Aristoteles, al-Ghazali, Maimonides, Spinoza, dan Nietzsche atas bantuannya menjawab pertanyaan-pertanyaan besar: Apakah Tuhan itu ada? Apakah kesalehan layak dilakukan? Bisakah kekerasan dibenarkan? Apa itu keadilan sosial dan bagaimana kita mencapainya? Siapa yang harus memerintah? Dan bagaimana kita menyikapi warisan kolonialisme?

Fraenkel menunjukkan betapa bergunanya alat-alat filsafat—khususnya di tempat-tempat yang penuh konflik—untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mencari jawabannya.

Dalam diskusi, sering terjadi pertentangan sudut pandang yang begitu tajam. Itu gejala yang baik, menurut Fraenkel, selama kita mengubah ketidaksepakatan kita mengenai isu-isu moral, agama, kemanusiaan dan alam menjadi apa yang disebutnya sebagai “budaya debat”.

Sebagai upaya bersama untuk mencari kebenaran, budaya debat memberi kita kesempatan untuk menguji keyakinan dan nilai-nilai yang kita tanamkan namun sering kali dianggap remeh.

Fraenkel mengakui bahwa hal ini tidak akan menghasilkan jawaban yang mudah, namun perdebatan, jika bernuansa filosofis, lebih menarik daripada memaksakan pandangan kita pada orang lain atau terperosok dalam rasa puas diri multikultural—dan berperilaku seolah-olah perbedaan tidak penting sama sekali.

Lantas, seperti apa isi buku yang terbit pada 2015 ini, silakan unduh di sini!

Share Page

Close