• LAINYA

QURANIKA-TASAWUF–Dalam peradaban ilmu keislaman, ilmu tafsir secara umum dan tafsir sufi secara khusus memiliki posisi yang tak kalah istimewa sekaligus kontroversial. Oleh sejumlah ahli, sejarah tafsir sufi dilacak asal mulanya bahkan dari zaman Nabi saw. Model tafsir dalam tradisi kalangan sufi ini merupakan upaya ilmiah dalam membedah teks ayat dan makna literalnya untuk menjangkau kandungan makna batinnya dengan cara kasyf (penyingkapan ruhani) dan syuhud (penyaksian hati).

Baca juga: QS. Al-Nur [24]: Ayat 35: Wahdatul Wujud (1); Kafir Atau Tidak?
Baca juga: QS. Al-Baqarah [2]: Ayat 42; Cara Membuat Hoax

Tidak semua sufi melahirkan karya dalam tafsir, namun juga tidak sedikit karya tafsir sufi yang berkontribusi besar dalam memperkaya khazanah peradaban tafsir bahkan sastra bahasa Islam. Satu di antaranya dating dari sufi generasi pertama, Sahal al-Tustari, dalam satu jilid buku dengan judul Tafsir al-Qur’an al-Adzim. Dan barangkali inilah karya pertama dalam tafsir isyari dari kalangan sufi.

Ada hal-hal yang unik atau mungkin juga aneh dan ganjil dari penafsiran Sahal. Misalnya terkait huruf-huruf dalam frasa bismillah (ba’, sin, lam), atau seputar huruf-huruf terputus di ayat pertama Al-Baqarah. Contoh lain dari penafsiran sufistiknya tampak, misalnya, di QS. Al-Taubah [9]: 71, “Orang-orang laki-laki beriman dan orang-orang perempuan beriman adalah pemihak-setia satu bagi yang lain.” Sahal mengatakan, “Ketahuilah kesetiaan memihak orang-orang beriman yaitu menahan gangguan dari mereka. Ketauhilah bahwa seorang hamba tidak akan menyentuh hakikat iman sampai dia seperti tanah untuk hamba-hamba Allah sehingga mereka berada di atas tanah itu dan dari tanah itu pula mereka mendapat manfaat.”

Baca juga: Telah Terbit: Tafsir Imam Ghazali
Baca juga: Segera Unduh Terjemahan Lengkap 30 Juz Tafsir Ibnu Katsir!
Baca juga: Allamah Thabathaba’i: Pelopor Tafsir Al-Quran Bi Al-Quran
Baca juga: Imam Jalaluddin Al-Suyuthi; Mufasir Konsisten Di Atas Penguasa

Baca Juga :  Unduh Satu-satunya Tafsir Lengkap dari Mufasir Sufi Perempuan Asal Isfahan

Seperti karya lainnya, Sahal tidak menulis karya tasfir secara khusus. Buku tafsirnya ini merupakan perkataan-perkataan Sahal yang dihimpun oleh Abu Bakar Muhammad bin Ahmad Al-Baladi. Menurut peneliti buku, Muhammad Kamal Ja’far, peran Abu Bakar dalam karya tafsir ini ialah statusnya sebagai pencatat perkataan-perkataan Sahal dari jalur ayahnya, Abu Nashr. Karena itu ada kemungkinan Abu bakar pula yang membuat sistematika penyusunan buku dan dibubuhi dengan catatan kesejarahan dan pengalaman hidup pribadi Sahal.

Untuk pertama kalinya buku ini dicetak di Mesir pada 1326 H / 1908 M. Buku tafsir satu jilid ini kembali diakurasi oleh Mahmud Jiratullah dan dicetak ulang masih di Mesir pada 1422 H / 2002. Lalu tak lama berselang terbit tafsir yang sama di bawah investigasi Muhammad Basil Uyun al-Sud di Beirut pada 1423 H / 2002. Lebih konkretnya, klik saja laman-laman di bawah ini:

Link-01
Link-02
Link-03
Link-04

Share Page

Close