• LAINYA

[arabic-font]وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا[/arabic-font]


“Dan mereka tidak datang kepadamu dengan sesuatu yang aneh melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik.”

(QS. Al-Furqan [25]: 33)

Ayat ini berbicara kepada Nabi juga, tentu saja, kepada umatnya bahwa sesuatu apa saja yang aneh berupa klaim, kritik, sanggahan dan argumen pihak di luar Islam tidak keluar dari dua keadaan: keliru atau benar. Jika mereka keliru, maka sampaikan kebenaran kepada mereka. Namun, jika mereka benar, maka jelaskan kebenaran kamu secara lebih baik, yakni lebih gamblang, lebih mendalam, lebih relevan, dan lebih komprehensif.

Pelajaran dan Hikmah Ayat

Satu: Alquran kitab lengkap yang menyediakan jawaban atas masalah: “Dan mereka tidak datang kepadamu dengan sesuatu yang aneh melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar.”

Dua: para nabi terlibat dalam dialog dan interaksi atas dasar nilai kebenaran dan argumentasi.

Baca juga: Apa Kata Goethe Tentang Alquran?
Baca juga: Kisah Alquran (1): Pernikahan Dramatis Di Balik Pembunuhan Terheboh
Baca juga: QS. Al-Qashash [28]: 77; Ingin Hidup Anda Berubah? Cukup 4 Strategi Ini
Baca juga: QS. Al-Baqarah [2]: 42; Cara Membuat Hoax

Tiga: Allah memastikan dukungan (kebenaran dan keterbaikan) bagi para nabi.

Empat: Kebenaran itu pasti menang di atas kebatilan. Sebaliknya, kebatilan dan apa selain kebenaran pasti lemah dan hancur.

Lima: tujuan berdialog, beragumentasi dan berdebat adalah menyampaikan dan mencapai kebenaran, bukan ego, kepentingan, keuntungan, memanjakan perasaan orang.

Enam: pengetahuan dan keterangan Nabi Muhammad berasal dari Allah.

Tujuh: sanggahan, kritik dan ketidakpuasan lawan direspon dengan “penjelasan yang paling baik.”

Share Page

Close