• LAINYA

QURANIKA-DINAMIKA–BBC dan TheGuardian di Inggris sampai The Newyork Times di Amerika tak ketinggalan bersaing berburu berita dengan wartawan-wartawan lokal tentang Ahmed Wagner. Ya, di tengah kehebohan masih terasa di negeri Bavaria dan sentimen anti-Islam di negara maju dan sekuler itu, Arthur Wagner terlihat begitu nyaman berada di taman Masjid Syuhada, masjid terbesar di ibukota Jerman, Berlin.

Dalam laporan Khalid Shamat dari aljazeera (23/03/2018), mantan salah satu pimpinan partai Alternative für Deutschland yang anti-Islam itu menyapa petugas-petugas masjid yang mengenalnya dengan salam. Lelaki yang segera usianya genap 50 tahun itu, menampakkan keinginan besarnya difoto di samping tugu yang berada di antara pintu masuk utama masjid dan makam Islam yang bersebelahan.

Di tugu itu terdapat tulisan Arab yang berarti: tanah yang berada di bawah ini adalah hadiah dari Kaisar Jerman, Gliom I, kepada Kekaisaran Ottoman untuk mendirikan sebuah masjid dan pemakaman bagi warganya di Berlin.

“Tugu, masjid dan pemakaman ini merupakan jejak simbolik hubungan lama antara Jerman dan dunia Islam,” kata Wagner. Catatan sejarah ini juga akan dia sampaikan kepada sahabat-sahabatnya di partai sayap kanan itu.

Wagner berbicara dengan jumlah pengunjung masjid Syuhada tentang perubahan partainya, sejak dua tahun dari awal berdirinya pada 2013, dari sikap anti Uni-Eropa dan mata uangnya, Euro, ke sikap anti-imigran, anti-pengungsi dan secara khusus anti-Islam.

Arthur Wagner di depan gerbang utama masjid Syuhada, Berlin, aljazeera.

Diburu Media Dunia

Pengumuman Wagner pada Januari lalu menandai peristiwa penting. Banyak yang memandangnya sebagai teka-teki mengingat mualaf ini anggota dari jajaran pimpinan Alternative für Deutschland, partai sayap kanan radikal di Jerman.

Baca Juga :  Masuk Islam karena Alquran (5): Wilfried Hofmann Temukan Jawaban di Surah Al-Najm

Wagner memilih nama Ahmed untuk identitas barunya, dan mengubah sapaannya kepada orang lain dengan Assalamualaikum “damai bagimu.” Dalam dua bulan belakangan ini, dia jadi sorotan beberapa surat kabar dan stasiun televisi Jerman. BBC, TheGuardian Inggris dan The New York Times, AS, tertarik menggali motif Wagner pindah agama dan jadi Muslim, hubungan Mekkah Yang Mulia dengan Brandenburg, hubungan hukum Islam dengan sistem partainya. Tak ketinggalan Le Figaro Perancis menyebutnya sebagai “orang asing Jerman”.

Politisi Jerman ini mengatakan bahwa dirinya sudah masuk Islam sejak 2015, dan baru mengumumkan keislamannya setelah dua tahun. Dia tidak mengerti bagaimana berita ini sampai ke media. Dia mengadari belum tahu banyak tentang Islam.

Bermula pada 2013, Wagner bermimpi lalu bangun sambil menangis. Dia katakan kepada istrinya bahwa ia percaya sudah menjadi seorang Muslim. Menariknya, ia masuk Islam setelah konfrontasi intelektual dan ideologis yang berlangsung dua tahun dan berakhir dengan dua kalimat syahadat di sebuah masjid di Ural Federasi Rusia.

Ural adalah kampung halaman Wagner dimana ia dilahirkan 49 tahun lalu dari sebuah keluarga yang bermigrasi 250 tahun yang lalu dari Hessen Jerman sebagai pengungsi ekonomi yang mencari kehidupan yang lebih baik di Rusia era Tsar.

Wagner, yang dibesarkan di atas prinsip-prinsip komunisme era Uni Soviet, adalah seorang patriot nasionalis Jerman. Ia kembali ke Jerman pada tahun 1993 dan menjalani luka liku transformasi dan pergulatan hingga berlabuh di Islam.

Sebagai seorang nasionalis konservatif, Wagner menemukan dirinya tertarik pada slogan “alternatif untuk Jerman” (Alternative für Deutschland), yakni Allah, tanah air dan keluarga. Pada 2014, ia lalu bergabung dengan partai Alternative für Deutschland. “Partai yang memberikan harapan akan menyembuhkan Jerman yang sakit”, ungkapnya.

Baca Juga :  Masuk Islam karena Alquran (8): Cousteau, Ilmuwan Kaliber Perancis Temukan Cahaya Islam di Surah Al-Rahman

Wagner juga seorang aktivis di komite kegerejaan dan komunitas kekristenan di partai itu. Keanggotaannya di majelis pimpinan partai di Brandenburg bertepatan dengan pernyataannya masuk Islam.

Hal yang yang dialaminya hingga tertarik masuk Islam adalah kejelasan Islam dan sistemnya, jawabannya atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikirannya, serta persetujuannya dengan penolakan dirinya terhadap doktrin Gereja bahwa Yesus Kristus putra Maryam adalah Anak Allah.

Romantisme Kembali ke Tradisi

Menurut Ahmed Wagner, masyarakat Jerman merindukan nilai-nilai agama dan kehidupan religius konservatif yang memartabatkan keluarga dan tradisi. Ia yakin Islam dapat mengisi kekosongan dan kebutuhan ini. Ia mengungkapkan kebingungannya dengan orang-orang yang mengaku konservatif namun dan mengambil sikap negatif terhadap Islam.

Wagner mengundurkan diri dari jajaran pimpinan Alternative für Deutschland di Brandenburg, tetapi tetap mempertahankan keanggotaannya partai itu. Setelah menyatakan masuk Islam, Wagner banyak menerima surat yang beris kecaman dan ancaman. Sejumlah kolega di partai itu bahkan menuntutnya untuk sama sekali tidak ada lagi di lingkungan partai, karena partai mereka dan Islam bertentangan.

Ia sendiri tidak mengerti dengan sikap partai; kalau saja elite-elite pemimpin partai berpikir praksis, mereka akan memilih Islam. Ia berharap tidak menjadi anggota terakhir di partai yang masuk Islam.

Di akhir percakapannya dengan para pengunjung masjid, Ahmed Wagner mengingatkan adanya hubungan antara orang-orang Muslim dan nasionalisme konservatif yang ada dalam Alternative für Deutschland. Karena itu, ia tidak akan keluar dari partai. Ia berharap keberadaannya akan menjadi jembatan antara partai dan Muslimin Jerman.

Share Page

Close