• LAINYA

TAFSIR-SEJARAH–Ya, tidak tanggung-tanggung, nama Israel ada dalam Alquran sebagai salah satu nama surat. Di dunia Arab empat tahun lalu, sempat terjadi kehobahan, tepatnya di Jordania, pertengahan tahun lalu, kisaran bulan Oktober.

Seperti dilansir kantor berita internasioal RT berbahasa Arab, masyarakat Jordania dikagetkan dengan distribusi naskah Alquran yang sebelumnya tidak mereka kenal di masjid-masjid yang berada di bawah pengawasan Kementerian Wakaf dan Sakra Islam, tidak lain lantaran naskah itu mengganti nama surah Al-Isra’ menjadi surah Bani Israil. Hal ini kontan menyulut sensitivitas dan perdebatan luas.

Banyak elemen yang mempertanyakan pengawasan dan prosedur masuknya naskah ini ke dalam negeri di luar kontrol langsung dari organ-organ dalam Kementerian Wakaf sebelum didistribusikan ke masjid-masjid. Mereka bahkan menuntut agar kementerian menarik semua naskah Alquran tersebut dan merevisi kembali secara cermat.

Sehubungan dengan itu, kepala bidang mushaf suci Kementerian Waqaf Jordania, Abdul Karim Yunus, mengatakan bahwa naskah Alquran ini tidak mendapatkan izin dari kementerian, dan semua naskah dengan kaligrafi Pakistan sudah ditarik dari masjid-masjid sejak dekade 90-an.

Tetapi penarikan saat itu dilakukan karena alasan yang berkaitan dengan jenis kaligrafi dan font yang digunakan dalam penyetakannya, bukan karena penamaan surah Al-Isra’ menjadi surah Bani Israil.

Kehebohan ini begitu kuat hingga mengundang reaksi dari Pusat Internasional Fatwa Al-Azhar. Ditegaskan bahwa penamaan surat Al-Isra’ dengan nama Bani Israil sudah benar, sebagaimana terdapat dalam dua riwayat, salah satunya dari Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan dalam Sahih Bukhari.

Dalam literatur rafsir tematik, juga dijumpai karya yang khusus meneliti bangsa Israel melalui surat Al-Isra’. Sang penulis, Murtadha Ja’far Al-Amili, menjuduli dengan “Isra’il fi Surat Bani Isra’il”.

Baca Juga :  Menimbang Kasus Syekh Siti Jenar, dari Sufi Syi’ah hingga Korban Politik

Kenyantaannya, ada banyak surat Alquran, bahkan Alquran itu sendiri, yang memiliki lebih dari satu nama. Demikian pula surah ke-17 ini. Umumnya kalangan mufasir mengkategorikan surah ini Makkiyyah (turun di Makkah).

Kendati demikian, ada perselisihan dua sampai lima ayatnya turun di Makkah ataukah di Madinah. Surah dengan 111 ayat ini memiliki tiga nama: Al-Isra, Bani Israil, dan Subhan. Demikian dicatat oleh Imam Al-Suyuthi dalam Al-Ithqān fi ‘Ulūm Al-Qur’ān, jld. 1, hlm. 193, dan dalam Al-Durr Al-Mantsūr, jld. 5, hlm. 181.

Nama Al-Isra’ adalah nama yang paling populer untuk surah ini. Dinamai Al-Isra’ (memperjalankan di waktu malam) karena surah ini dibuka dengan peristiwa agung isra-mi’raj Nabi SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Jerusalem, Palestina.

Surah ini juga dinamai Subhan (Mahasuci) karena dibuka dengan kata “subhan”. Adapun penamaan surah dengan Bani Israil karena surah ini bercerita banyak tentang kaum Bani Israil.

Muhammad Husain Thabathaba’i dalam Tafsir Al-Mizan menyebutkan sejumlah tema yang terkandung dalam surah Al-Isra’ atau Bani Israil atau Subhan, di antaranya: tauhid, kehidupan setelah kematian, nasihat-nasihat, perlawanan terhadap gejala syirik, penindasan dan penyimpangan, hukum-hukum individu dan sosial dalam sejarah.

Share Page

Close