• LAINYA

SEBUAH PAMERAN pertama al-Quran berskala besar di Amerika Serikat diselenggarakan dalam upaya memerangi islamophobia di negeri Paman Sam pada Oktober tahun lalu. Melalui perhelatan ini, pengelenggara bermaksud menyuarakan pandangan kaum Muslimin dan fakta bahwa Islam adalah agama perdamaian dan toleransi. Ini juga sekaligus membantah persepsi yang dibangun media-media yang memanipulasi wajah Islam dengan kekejian terorisme dan radikalisme.

Teroris, anarkis, ekstremis dan radikalis bukan Muslim. “Kami tidak akan membiarkan ekstremis untuk memanipulasi agama kita,” demikian kata wakil ketua Dewan Holding, Yildirim Ali Koc, selama pameran di Smithsonian Institution.

Pameran al-Quran di Washington

Koc mengungkapkan rasa harunya melihat manuskrip 47 al-Quran berusia berabad-abad yang didatangkan dari Turki. Di bawah tema “The Art of Al-Qur’an: Treasures dari Museum Turki dan Seni Islam” telah dibuka untuk umum. Pameran ini juga mencakup 18 koleksi permanen Al-Quran dari Freer Gallery of Art dan Arthur M.Sackler Gallery tahun lalu. Ada pula manuskrip dipamerkan dengan usia hampir 1000 tahun dalam sejarah seni Islam, yakni  antara abad 8 dan abad 17.

Selain pameran, juga akan ada beberapa seminar dan panel mengenai seni Islam, tour kurator, seni kerajinan tangan religius, pertunjukan drama, kaligrafi dan seni tata cahaya.

Share Page

Close