• LAINYA

LITERATUR–Tidak banyak karya yang digagas mengenai kaidah-kaidah menafsirkan Alquran. Dalam literatur klasik, peneliti akan menjumpai salah satu karya pelopor di bidangnya. Berjudul lengkap Al-Iksir fi Qawa’id ‘Ilm Al-Tafsir, karya ini hasil tangan dingin ulama besar abad ke-8 Hijriah, Sulaiman bin Abdul Qawiy bin Abdukarim al-Thufi Al-Baghdadi (w. 716 H).

Buku ini menyajikan topik-topik dasar metodologi tafsir, mengemukakan hasil-hasil penelitian kebahasaan sebagai titik beratnya. penulis juga menginventarisasi berbagai ilmu yang harus dikuasai oleh pelajar untuk mempersiapkan diri menafsirkan Alquran, terutama ilmu Balaghah. Penekanan penulis pada ilmu Balaghah tampak begitu keras dengan membawakan banyak bukti-bukti dari puisi klasik.

Di pengantar bukunya, Al-Thufi mengungkapkan nilai penting karyanya dalam mendisiplinkan metode tafsir denga mengemukakan alasannya berikut ini:

“Berbagai bentuk ilmu tafsir telah membakar hati saya, sementara paa ahli tafsir tidak mencapai kesepakatan. Selain itu, aku belum pernah melihat satupun dari mereka mengungkapkannya dalam bentuk tulisan atau mengimbil inisiatif untuk memulainya. maka, saya terdesak untuk memulai penyelidikan, berjuang di atas bara jalan untuk menyusun hukum-hukum dan batasan-batasan yang dapat diandalkan dalam ilmu [tafsir] ini.

“Untuk itu, saya menerbitkan karya ini disertai kaidah-kaidah yang berguna dalam ilmu Tafsir, dan saya menamainya dengan “Rahasia dalam Kaidah-Kaidah Ilmu Tafsir”. Aku tidak merumuskan kaidah-kaidah ini untuk orang yang fanatik pada pendapat orang-orang dan berkeras kepala. Sebaliknya, aku meletakkan semua ini bagi orang yang tidak terkecoh oleh keadaan dan mengenali tokoh dengan kebenaran, bukan kebenaran dengan tokoh”.

Buku selengkapnya dapat diunduh di link di bawah ini:

Al-Iksir fi Qawa’id ‘Ilm Al-Tafsir

 

Share Page

Close